This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, January 22, 2018

Jenis Penyamak Nabati pada Acasia Decurrens

Lurinfo Update lagi nih, kali ini saya akan update soal jenis bahan penyamak Nabati, Penyamak Nabati adalah Jenis Bahan Penyamak kulit yang berasal dari Tumbuh-tumbuhan, diantaranya dari kulit kayu ( Babakan ) , Kayu, Daun, Buah, Akar.
Di Negeri kita indonesia Banyak sekali loh Bahan penyamak nabatinya, Namun disini kita saya uraikan Beberapa jenis bahan penyamak Nabati yang biasa / sering kita jumpai dan dipakai perusahaan penyamakan kulit serta yang banyak dikenal oleh Masyarakat.


  • Akasia ( Acasia Decurrens )
Kulit Kayu Akasia ini sering dipakai pada perusahaan penyamakan kulit, pohon ini biasanya tumbuh dengan baik ditempat yang tinggi Kurang kebih 300-1100m .
saya ulas juga Cara pengembang biakannya :
Sebelum Mulai menanam Kayu Akasia alangkah baiknya bijinya tadi dibakar bersama Daunnya, lalu Biarkan tumbuh tak teratur, baru kemudian setelah agak besar diadakan penjarangan bisa juga di budidayakan dengan persemaian.
Kulit kayu Akasia baru bisa dipanen setelah berumur 8 Tahun, karena jika kurang dari umur 8 tahun pengandung zat penyamaknya masih sangat sedikit, begitu pula jika umur pohonnya lebih dari 8 tahun, kandungan zat penyamaknya akan berkurang. jadi pastikan jika ingin memanen pohon Akasia ini sebagai penyamak nabati kalian lakukan saat umur pohon mencapai 8 tahun.
Kulit kayu yang dipakai adalah kulit dari Batangnya saja, karena zat penyamaknya tinggi sedangkan kulit pada cabang dan rantingnya tidak terpakai, karena kadar zat penyamaknya kurang begitu tinggi. jadi kurang Ekonomis jika akan di Sarikan.
Kulit kayu Akasia yang sudah kering akan menjadi sangat keras, warnanya pun berubah menjadi Hitam keunguan di Bagian dalamnya, serat seratnya pun panjang.
dari kulit kayu basah biasanya menghasilkan 50% kulit kayu kering udara, yang siap disarikan.

Kandungan Zat penyamak Kulit Akasia :
  • ± 50% Zat penyamak
  • ± 7-8% Zat bukan penyamak
  • ± 1% Gula
Sifat-sifat zat Penyamak :
  • Zat penyamak mudah keluar ( Mudah larut dalam air dingin ) atau disarikan
  • Mempunyai daya penyamak yang tepat
  • Baik untuk Menyamak segala macam kulit
  • Dapat dicampur dengan semua bahan penyamak Nabati lainnya
  • Sifat kulit yang disamak dengan babakan Akasia ialah : Baik, kuat, Berisi, warna muda, cukup lemas
Ekstrak dari kulit akasia dinamakan mimosa Ekstrak, Ekstrak atau sari adalah hasil penyarian ( Ekstrasi ) dengan Air dingin atau air panas.
Ada 2 Macam Ekstrak :
  • Yang berbentuk powder ( Bubuk )
  • Yang berbentuk padatan ( Solid )
Kedua bentuk tersebut didapat dengan proses penguapan atau kimiawi.
Ekstrak dari Akasia ini biasanya tidak disulfitasi, produsen terbesar dari Mimosa Ekstrak adalah Afrika Selatan.
Ekstrak Akasia Mengandung :
  • ± 63% zat penyamak
  • ± 16% zat bukan penyamak
  • ± 19,5% air
  • ± 1% Ampas
Sifat sifat Mimosa Ekstrak :
- Pada umumnya sama dengan sari Babakan Akasia
- Untuk melarutkan biasanya dipakai air yang dipanaskan dengan suhu 40-50° Celcius.
- Mimosa Ekstrak ada juga yang disulfitasikan oleh pabrik atau oleh sipemakai sendiri, dengan maksud meningkatkan daya larut, warna kulit yang disamak menjadi lebih muda.
   Penggunaan Ekstrak padat pada umumnya untuk membuat larutan yang lebih pekat dari apa yang dapat tercapai dengan hasil penyarian langsung, larutan yang pekat antara lain untuk menanam atau mengisi kulit sol, hingga derajat penyamakan bertambah tinggi.
Daerah perkebunan akasia di indonesia ialah di jawa, yaitu :
Wonosobo, Dieng, Solo, Malang, Banyumas, Boyolali, Magetan dan Lain-lainnya